logoSibia

#Uncategorized

Ungkapkan Rasa Cintamu..!

by Ibnu Abbas on

Ana uḥibbuka,ḥabîbî, merupakan ungkapan yang mengetuk hati sebelum pendengaran, ungkapan yang menyusup dengan lembut ke dalam hati, ungkapan yang membuat pendengarnya merasakan kebahagiaan apapun kesulitan yang menghampirinya.
Cinta meupakan kata yang manis dan indah, sekeras apapun hati mampu terbuka dengan ungkapan itu. Betapa banyak hati yang ingin merasakan ungkapan ini dan betapa banyak telinga yang ingin mendengarkan untaian indah ini uḥibbuka,ḥabîbî.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tauladan terbaik ummat ini. Sungguh ungkapan cinta sangat mudah mengalir dari lisan mulia beliau, ungkapan yang keluar dari perasaan yang jujur, uantaian-unataian indah rasa cinta yang senantiasa di dengar oleh para sahabat. Hampir-hampir saja setiap sahabat menyangka ialah orang yang paling dicintai Nabi. Lihatlah bagaimana Amru bin Al-‘Ash seorang sahabat yang mana ketika ketemu Nabi, nabi mengungkapkan kecintaannya kepadanya, hingga dia berprasangka ialah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Suatu waktu beliau ingin memastikan hal tersebut, di depan para sahabat beliau bertanya
يا رسولَ الله، مَنْ أحَبُّ الناس إليك؟ قال: ((عائشة))، قال: مِنَ الرجال؟ قال: ((أبوها))
“ Ya Rasulullah.! Siapakah orang yang paling engkau cintai? Beliau menjawab :’Aisyah’, Amru bi Al-‘Ash menekankan: dari laki-laki ya Rasulullah?. Beliau menjawab: ‘ayahnya’.”
Dalam dunia Pendidikan, nasihat-nasihat yang terucap dari lisan seorang pendidik maupun orang tua akan terasa ringan dan terkesan pada diri peserta didik ataupun anak jika dibarengi ungkapan rasa cinta. Muadz bin Jabal mengkisahkan kebiasaan beliau yang senantiasa mengucapkan اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك, Muadz tidak pernah meninggalkan doa ini karena sentuhan ungkapan cinta dari Rasulullah ketika mengajarkan kepadanya kalimat ini.
أنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ ! وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ : أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِك
"Dari Muadz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’ Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Muadz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allâhumma aínnî 'alâ dzikrika wa syukrika wa husni 'ibâdatik
'Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu’."
Sungguh ungkapan rasa cinta ini sangat membekas pada diri Muadz sehingga ketika beliau megajarkan doa ini kepada yang lain beliau sebutkan ungkapan Yaa Muadz innî uḥibbuka.
Rasa cinta seyogyanya harus diungkapkan, terlebih sebagai murabbî tidaklah mengalir nasihat-nasihat indah dari lisannya melainka dibarengi ungkapan rasa cinta atau doa-doa kebaikan. Sungguh Rasulullah sangat menekankan ungkapan rasa cinta ini menghiasi kehidupan para sahabat sebagai teladan untuk generasi ummat Islam setelahnya. Di saat ada seorang yang mencintai saudaranya namun tidak mengungkapkan, Rasulullah memerintahkan untuk mengungkapkannya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا كَانَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمْتَهُ قَالَ لَا قَالَ أَعْلِمْهُ قَالَ فَلَحِقَهُ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ فَقَالَ أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي له.
Anas bin Malik berkata, "seorang laki-laki berada di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu ada seseorang lagi lewat di depannya. Laki-laki itu lalu berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai orang ini." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda kepadanya: "Apakah kamu telah memberitahunya." Ia menjawab, "belum." Beliau bersabda: "Beritahukanlah ia." Anas berkata, "Laki-laki itu kemudian menyusulnya dan berkata, "Sesungguhnya aku suka kepadamu karena Allah." Orang itu balik berkata, "Engkau akan dicintai oleh Dzat yang kamu menyukai aku karena-Nya."
Rasa cinta itu seperti minyak wangi, minyak wangi tidak ada nilainya ketika hanya ditaruh di dalam botol kaca dan tidak disemprotkan, begitu pula rasa cinta dalam hati tidak akan bernilai ketika tidak diungkapan dan dibuktikan.
الحب في القلب كالعطر في زجاجة لا قيمة له إلا عند انتشاره ( الشيخ ياسر الحزيمي)
Uhibbukum Fillah
Akhukum Abu Isra’

Ibnu Abbas

Sed non nibh iaculis, posuere diam vitae, consectetur neque. Integer velit ligula, semper sed nisl in, cursus commodo elit. Pellentesque sit amet mi luctus ligula euismod lobortis ultricies et nibh.