logoSibia

#Tarbiyah

Tips Pendampingan Anak di Rumah Dalam Menghafal AlQur’an (Sharing Wali Murid)

by Ibnu Abbas on

Zhafran Navid Ataya, siswa Kuttab Ibnu Abbas halaqah Muadz kelas 6 telah menyetorkan hafalan 18 juz. Tentunya peran orang tua di rumah sangat berpengaruh dalam proses menghafal anak. Bapak Ahmad Hidayatullah dan Ibu Dharma Suryani adalah orang tua dari Ananda Navid. Keduanya membagikan beberapa kiat-kiat dalam membentuk seorang anak menjadi Hafizh Qur’an, berdasarkan pengalaman tentang bagaimana kegiatan menghapal anak-anak beliau di rumah.
Berikut penuturan beliau berdua:

  1. Kiat memotivasi anak menghafal


Kami berusaha memberikan reward/hadiah kepada anak-anak ketika mereka lulus ujian 1 juz. Karena anak-anak di kelas 1 dan 2 masih bisa murojaah sambil bermain, maka hanya diterapkan metode reward/hadiah. Sambil kami tanamkan pemahaman dalam hati dan pikiran anak-anak bahwa yang paling utama adalah pahala dari setiap huruf yang mereka baca dan hadiah yang terbaik adalah surga dan kemuliaan didalamnya yang bisa didapatkan oleh seorang hafidz yang ikhlas melakukannya hanya demi Allah semata.
Ketika murojaah dan bermain sudah tidak bisa dilakukan bersamaan, maka kami mulai menerapkan metode reward and punishment. Anak-anak bisa bermain setelah menyelesaikan kewajiban mereka yaitu menambah hapalan ataupun murojaah. Dan mendapatkan hadiah ketika mereka menambah hapalan 1 juz.

  1. Membentuk habbit anak-anak menghapal mandiri


Semua merupakan proses pembiasaan sejak awal. Sejak pertama kali anak-anak mulai belajar menghapal, kita membuat jadwal untuk anak-anak menambah hapalan baru dan murojaah.
Pada hari sekolah, anak-anak hanya murojaah di sore hari ba’da ashar. Pada hari libur, pagi adalah waktu anak-anak untuk menambah hapalan, sedangkan sore ba’da ashar adalah waktu anak-anak untuk murojaah. Setelah anak-anak menyelesaikan kewajiban mereka, kami membebaskan mereka untuk bermain.
Proses ini dimulai dari anak-anak kelas 1, dan terus berjalan sampai sekarang, maka dibutuhkan kesabaran dari kita orang tua untuk mendampingi mereka. Karena ada masa-masa dimana semangat untuk menambah hapalan dan murojaah anak-anak menurun, maka kita tetap berusaha istiqomah, tetap untuk menjalankan sesuai jadwal harian tapi mungkin bisa disesuaikan dengan kondisi anak-anak dengan mengurangi kuantitas murojaah ataupun murojaah sambil membaca Al Quran ataupun mendengarkan murotal.
Alhamdulillah sampai sekarang kita bisa menjalani kebiasaan ini sebagai rutinitas harian.

  1. Peran ayah dan ibu dalam perjalanan anak-anak mencapai hasil sekarang.


Kami sebagai orang tua berusaha untuk mendampingi anak-anak dalam proses mereka selama ini. Ketika mereka berusaha untuk menambah hapalan, kita bantu dengan menyimak hafalan mereka per ayat, sampai mereka menyelesaikan 1 halaman.
Ketika mereka berusaha untuk murojaah, terutama hafalan-hafalan baru, kita bantu dengan menyimak mereka per halaman, kemudian per ¼ juz, kemudian per ½ juz sampai mereka bisa 1 juz sekali duduk.
Tentunya kita juga selalu mendoakan anak-anak agar mereka diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menghapal Al Quran dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan mereka. Karena salah satu doa yang tidak tertolak adalah doa orang tua untuk anaknya.
Dan kami selalu mengingatkan anak-anak untuk menjaga adab dan akhlaq mereka kepada para asatidz/asatidzah, agar mereka mendapatkan keridhoan dan keberkahan dari ilmu yang mereka pelajari.
Kebaikan semua datang dari Allah
Inilah pengalaman kami selama ini dalam mendampingi anak-anak untuk berusaha menjadi seorang hafidz.
Mohon maaf bila ada kekurangan, semua itu dari diri kami pribadi dan semua kebaikan yang ada adalah milik Allah semata.
Reporter: Basthoh

Ibnu Abbas

Sed non nibh iaculis, posuere diam vitae, consectetur neque. Integer velit ligula, semper sed nisl in, cursus commodo elit. Pellentesque sit amet mi luctus ligula euismod lobortis ultricies et nibh.