logoSibia

#Tarbiyah

TARBIYATUL AULAD

by Ibnu Abbas on

Pendidikan Anak Menurut Ustadz dr. Haidar Bawazier SpPd
Intisari dari Kajian Ibu-Ibu Ibnu Abbas BSD
Pendidikan terbaik untuk anak sejak dini adalah pendidikan agama, lalu dibarengi pendidikan ilmu pengetahuan umum. Tujuan pendidikan agama adalah agar terbentuknya akhlaqul karimah, anak didik mampu berbahasa arab (bahasa ilmu pengetahuan agama islam), serta mampu menghafal Al-Qur’an.
Maka dalam hal ini Kuttab Ibnu Abbas berusaha memberikan pendidikan tersebut kepada para peserta didiknya.
Dalam kajian ibu-ibu di gedung sekolah Ibnu Abbas BSD pada hari Jum’at 10 Desember 2021 lalu dr. Haidar selaku Kepala Sekolah Ibnu Abbas BSD menyampaikan bahwa ada 2 hal yg ingin dicapai dari pendidikan Kuttab:
1. Tujuan Tarbawi:
Membentuk karakter anak terkait dg ibadah & akhlak.
2. Tujuan Taklimi:
Taklimi adalah mentransfer ilmu dari pengajar.
Pada pendidikan sekuler, sisi tarbawi disingkirkan sehingga hanya unggul pada sisi taklimi/sisi pengetahuan umum saja. Saat ini masih banyak lembaga pendidikan Islam hanya 'menjual' pendidikan dari sisi taklimi.
Proses Tarbawi, mendidik anak memahami tanggung-jawabnya, seperti melatih anak senang membuka Al-Qur'an, proses sabar saat menghafal Al-Qur'an & kesiapan mental menghadapi ujian hafalannya.
Pada sekolah Tahfizh, akan dipertanyakan tentang seberapa banyak target hafalan raihan muridnya. Sementara pada Kuttab, maka seberapa banyak raihan hafalan tidaklah dipertanyakan karena masing-masing anak berbeda minat dan berbeda keunggulannya di masing-masing mapel. Melalui Kuttab, murid dibimbing untuk memahami apa sajakah yang menjadi tanggung-jawabnya kelak saat memasuki usia baligh. Selain itu, Kuttab melihat minat dan bakat masing-masing muridnya.
Kuttab merupakan lembaga yang memiliki penggabungan 2 proses, yaitu proses Tarbawi & proses Taklimi. Saat ini umat Islam sangat membutuhkan generasi dengan akidah & ghirah yang kuat untuk mengangkat kejayaan Islam. Hal tersebut bisa berasal dari beragam bakat dan profesi yang kelak anak-anak kuasai.
Pada proses mentarbiyah, perlu adanya sinkronisasi antara orang-tua dan anak sehingga terjalin sebuah hubungan yang dinamis yang insyaa Allah target yang dituju lebih mudah untuk diraih dan diwujudkan.
Anak merupakan investasi orang tua, yang dicapai melalui kerja keras orang tua untuk menyelaraskan antara aktifitas dan visi dengan anaknya.
Bermain bagi anak adalah sebuah kebutuhan dan sudah menjadi dunianya. Yang harus diperhatikan adalah mengarahkan jenis permainan dan aktifitas bermainnya yang dipastikan tidak merusak moral anak.
Ummu Aina Abdullah

Ibnu Abbas

Sed non nibh iaculis, posuere diam vitae, consectetur neque. Integer velit ligula, semper sed nisl in, cursus commodo elit. Pellentesque sit amet mi luctus ligula euismod lobortis ultricies et nibh.