logoSibia

#Tazkiyatun Nafs

Mengenal Syafa’at Nabi Muhammad

by Ibnu Abbas on

Shallallahu alaihi wa sallam
(Bag 1)
Apa Itu Syafa’at?
Secara bahasa syafa’at bisa diartikan menggenapkan sesuatu, kata ‘‘syaf’’ (genap) adalah antonim kata ‘‘witr’’ (ganjil).
Sedangkan secara istilah berarti menjadi perantara bagi orang lain dengan mendatangkan manfa’at atau menolak madharat.
Syafa’at Rasulullah ﷺ Pada Hari Kiamat
Rasulullah ﷺ akan memperoleh kedudukan yang tinggi di hari akhir kelak. Allah ﷻ telah memilih beliau di antara semua utusan, Allah berfirman:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” (Ad Dhuha: 05)
Berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam akan diberitahu pada hari kebangkitan:
سَلْ تُعْطَهْ، اشْفَعْ تُشَفَّعْ
“Mintalah maka akan dikabulkan untukmu, dan syafa’atilah maka akan diizinkan untukmu” (Sahih Muslim, Kitabul iman: 495)

  1. Syafa’at Khusus Rasulullah ﷺ



Rasulullah - Shallallahu 'Alaihi Wasallam - akan memberi syafa’at bagi semua manusia pada Hari Kiamat di hadapan Allah ﷻ dengan syafa’at yang disebut As Syafa’atul Uzhma ‘Syafa’at Agung’. Karena pada saat itu seluruh manusia sedang menghadapi situasi sulit di hari kiamat. Pada saat itu Allah ﷻ sedang marah besar, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi menunggu hisab ini layaknya siksaan yang pedih, sehingga mereka bersyafa’at kepada para Rasul ‘alaihimus sholatu was salaam agar Allah ﷻ mempercepat perhitungan dan penghakiman di antara mereka. Mereka memohon kepada nabi Adam, kemudian nabi Nuh, kemudian nabi Ibrahim, kemudian nabi Musa, kemudian nabi ‘Isa, sampai mereka berakhir pada rasulullah ﷺ. Beliaulah pemilik syafa’at agung pada hari kiamat di antara para rasul, yang akan memberi syafa’at untuk semua orang saat situasi tersebut. Itulah yang dimaksud dengan firman-Nya ﷻ:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Al Isra: 79)

Setelah menyebrangi jembatan shiroth, para calon penghuni surga mendapati pintu-pintu surga masih dalam keadaan tertutup. Maka mereka pun mencari orang yang bisa membukakan pintu-pintu tersebut, tetapi tidak ada seorang pun kecuali rasulullah ﷺ yang dengan syafa’atnya Allah ﷻ berkenan membukakan pintu-pintu surga.
Dari sahabat Anas bin Malik -radhiyalluhu ‘anhu- berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
آتي باب الجنة يوم القيامة فأستفتح فيقول الخازن: من أنت؟ فأقول: محمد، فيقول: بك أمرت لا أفتح لأحد قبلك.
“Pada hari kiamat nanti aku datang ke pintu surga untuk minta dibukakan”, maka penjaganya pun bertanya: siapa kamu? Aku jawab: “Muhammad”, lalu dia berkata: “utukmulah akau diperintahkan (supaya membukakan pintu surga), tidak pernah aku buka untuk seorang pun sebelummu.” (Sahih Muslim, Kitab Iman: 507).

Syafa’at ini tidak mengeluarkan paman beliau dari neraka, tetapi meringankan siksaan untuknya. Karena Abu Thalib adalah orang yang sangat mencintai rasulullah ﷺ, membela, dan melindunginya.
عن العباس بن عبد المطلب أنه قال: يا رسول الله هل نفعت أبا طالب بشيء؟ فإنه كان يحوطك ويغضب لك. قال: هو في ضحضاح من نار، ولولا أنا لكان في الدرك الأسفل من النار.
Dari Al ‘Abbas bin Abdul Muthalib bahwa dia berkata: “Wahai rasulullah apakah Anda bisa memberi manfaat kepada Abu Thalib? Karena sesungguhnya dulu dia telah melindungi Anda dan marah demi Anda”. Beliau bersabda: “Dia berada di pinggir neraka (yang apinya hanya mencapai mata kaki), seandainya bukan karena aku (syafa’atku) niscaya dia akan menempati neraka yang paling dalam.” (Sahih Muslim, Kitab Iman: 531).

Syafa’at ini disebutkan sebagian ulama berdalil dengan hadits panjang dari Abu Hurairah.
فأرفع رأسي فأقول يا رب أمتي أمتي، فيقال يا محمد أدخل الجنة من أمتك من لا حساب عليه من الباب الأيمن من أبواب الجنة...
“Maka aku (rasulullah ) mengangkat kepalaku dan berkata: Ya rabb, umatku.. umatku.. lalu dikatakan: Wahai Muhammad, masukkanlah segolongan umatmu yang tidak dihisab melalui pintu aiman (paling kanan) dari pintu-pintu surga itu.” (Sahih Muslim, Kitab Iman: 501)
(Nafis Abdul Karim)

Ibnu Abbas

Sed non nibh iaculis, posuere diam vitae, consectetur neque. Integer velit ligula, semper sed nisl in, cursus commodo elit. Pellentesque sit amet mi luctus ligula euismod lobortis ultricies et nibh.